Catatan dari Kampung Zombie
Kampung Zombie adalah film Indonesia pertama yang secara langsung membawa genre
zombie ke dalam perfilman Indonesia. Sebenarnya sudah ada film zombie di era 80’an yaitu
Pengabdi Setan, namun tidak secara langsung eksplisit membawa genre zombie secara terbuka dan cenderung ke arah mistis.
Meng-indonesia-kan genre horror Zombie lebih sulit karena kultur masyarakat Indonesia yang lebih mempercayai mistik supranatural dibandingkan science horror semacam Zombie atau Frankenstein. Dalam film ini pun kita kemudian mengkaitkan dengan Awan Panas (wedhus gembel), sehingga nampak tidak ilmiah.
Berbicara mengenai ilmiah ditemukan adanya virus dan bakteri yang bisa hidup di tempat bersuhu ekstrim yaitu lava dan kawah gunung berapi dikenal dengan nama
Archaebacteria. Bakteri ini juga ditemukan hidup juga di atmosfer planet venus. Mungkin dalam film selanjutnya akan dijelaskan lebih detail mengenai asal muasal zombie di film Kampung Zombie secara mutasi genetika.
Ide Film
Ide film ini berawal tahun 2008 sebelum berdirinya
IZOC (Indonesian Zombie Club) dimana para pendiri dari komunitas tersebut (salah satunya adalah Billy Christian, sutradara film Kampung Zombie) menggagas sebuah film bergenre science horror bertema zombie. Karena keterbatasan dana waktu itu maka kemudian project tersebut di pending sampai mencari producer yang sanggup mendanai film tersebut.
Salah Satu ide cerita film yang di brainstorming tahun 2008 itu kemudian berkembang, salah satunya muncul dalam bentuk novel berjudul
Massacre (2014) yang ditulis oleh Reza Pramez (
special effect & Make Up Character di film Kampung Zombie).
Tahun 2014 Movie Eight (anak perusahaan dari
Maxima Pictures) menyetujui untuk membuat film bergenre zombie yang diajukan oleh Billy Christian. Setelah sebelumnya diganti judulnya dari
Mati Setengah Hidup menjadi
Kampung Zombie.
Dalam film ini masih sesuai plot asli dari Mati Setengah Hidup, dimana bercerita mengenai petualangan sekelompok anak muda yang tersesat di kampung yang dipenuhi zombie.
Dalam film ini di sutradara oleh 2 sutradara, yaitu Billy Christian untuk bagian dramaturgi dan alur cerita, sedangkan untuk bagian action disutradarai oleh Helfi Kardit. Terlepas dari semua itu, film ini dapat menjadi hiburan yang utuh untuk dinikmati pemirsa.
Konsep Zombie
Kita mengenal serial televisi The Walking Dead, Resident Evil , dan film zombie karya
George Romero (bapak film zombie dunia), namun di dalam film Kampung Zombie tidak seperti konsep zombie pada umumnya yaitu seram dan brutal. Sutradara tetap konsisten dengan konsep zombie yang berasal dari bakteri di kawah gunung berapi, sehingga konsep zombie di film ini dipengaruhi oleh efek yang di timbulkan oleh awan panas yang membawa bakteri tersebut. Konsep kulit melepuh, mencair dan zombie yang masih memiliki sedikit kesadaran adalah yang dipakai untuk menggambarkan karakter zombie di film ini.
Konsep zombie yang memiliki sedikit kesadaran juga ditemui di
Land of The Dead karya George Romero, serta
Resident Evil 4 dimana para zombie bahkan bisa menggunakan senjata api, juga yang terbaru adalah film
WarmBodies (2012) dimana zombie bahkan bisa jatuh cinta.
Sulitnya membuat konsep zombie melted ini adalah sulitnya mencari bahan di Indonesia. Agar aman dan nyaman di tubuh para aktor dan aktris maka dipilihlah silicon yang food grade yang di import langsung dari USA. Bahan ini juga digunakan para
Special Effect Make Up Character di Hollywood dan seluruh dunia.
Karakter zombie dalam film Kampung Zombie di desain oleh Billy.
Untuk zombie extras memang tidak di make up secara detail karena lebih banyak ditampilkan dalam Long Shot dan Out of Focus atau hanya sekilas. Namun, tidak seperti di Hollywood dimana jumlah extras dan Make up Artists Character adalah 1 banding 1, oleh karena keterbatasan dana maka jumlah extras di film Kampung Zombie ini tidak sebanding dengan jumlah Make Up Artists, sehingga para Make Up Character menanganinya dengan sedikit kewalahan, yaitu 1 Make up Artist banding 15 Extras.
Tidak semua karakter terekspos dengan baik karena faktor minimnya cahaya dan banyaknya pemain.
Walaupun masih banyak kekurangan dalam film ini, setidaknya cukup membawa warna yang lebih banyak lagi ke dalam perfilman Indonesia. Semoga lain waktu kami bisa lebih baik lagi.